Sabtu, 08 November 2014

Aeroponik Bertemu Vertikultur


            Seratus empat puluh pipa putih itu berjajar rapi. Diameter pipa 17 cm dan panjang 3,65 m. ratusan pipa menggantung dari langit-langit greenhouse. Ujung bagian bawah pipa tidak menyentuh permukaan tanah, sekitar 10 cm diatas lantai greenhouse seluas 280 m2. Sebuah tutup menyerupai corong menyambung ujung pipa ke tandon air dibawah lantai alias groundtank. Disekujur pipa tampak selada boston yang hijau tumbuh segar.

            Itulah panorama greenhouse untuk budidaya hidroponik di Philadelphia, Negara bagian Pennsylvania, Amerika Serikat. Frank Fendler yang mengelola greenhouse itu menyatakan bahwa pipa yang digunakan berstandar food grade alias plastik yang aman untuk makanan. Setiap pipa terdiri atas 64 tanaman yang dibudidayakan secara aeroponik. Secara harfiah aeroponik berarti bercocok tanam di udara. Pada aeroponik akar tumbuh diudara tanpa media tanam. Pemberian nutrisi dengan penyemprotkan larutan hara secara berkala.
            Frank memodifikasi teknik aeroponik untuk menanam sayuran daun. Ia tak menerapkan teknik budidaya aeroponik seperti pada umumnya, yaitu menyemprotkan larutan nutrisi dari bawah ke akar tanaman. Di greenhouse itu nutrisi mengalir dari pipa di atas talang dengan interval 6 menit. Setelah itu pasokan air terhenti selama 30 menit, begitu seterusnya. Tanaman menyerap nutrisi yang jatuh dan mengenai akar. Gaya gravitasi memperkaya kandungan oksigen dalam air.
            Di ujung pipa ada saluran yang mengalirkan air menuju tangki bawah tanah. Frank sengaja meletakkan tanki di bawah tanah untuk mendinginkan larutan nutrisi agar suhu air terjaga pada 120C. Meski pipa yang digunakan sangat tinggi, pekerja yang memanen tidak perlu memanjat. Mereka tinggal mencopot pipa tanam lalu mengirim kebagian pengemasan. Di sana petugas langsung mengemas selada berbobot 250 g per pak. Berikutnya, pekerja mencuci bersih pipa tanam sebelum memasang untuk penanaman kembali.
            Selain mengelola greenhouse, Frank juga menjadi konsultan teknologi budidaya nirtanah bagi suku Amish di Amerika Serikat. Frank mengatakan, suku Amish yang sederhana itu mulai beraeroponik dalam greenhouse sejak 2010. Mulanya mereka menolak perubahan dan pola hidup modern. Penerangan dirumah hanya lampu dari minyak tanah. Mereka biasa menjalani aktivitas sehari-hari tanpa radio, televisi, telepon, atau perangkat elektronik, maupun telekomunikasi. Untuk memasak, mereka menghindari kompor gas atau kompor listrik, melainkan tungku kayu bakar. Tungku itu juga berguna sebagai penghangat saat malam.
            Suku yang datang pada abad ke-18 itu berprofesi sebagai petani. Mereka mengolah kebun untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Teknologi greenhouse pun berhasil diterapkan berkat Frank berteman dengan anggota suku Amish. Frank mengontrol iklim dalam greenhouse dengan komputer. Semuanya telah terukur mulai dari suhu, kelebapan, nutrisi, hingga panen. Suku Amish cepat beradaptasi dengan teknik aeroponik itu karena greenhouse tersebut nirlistrik. Kebutuhan listrik terpenuhi dari panel surya yang terpasang diatap.
            Atap greenhouse dapat membuka dan menutup sesusai dengan suhu di dalam. Di bawah atap terdapat jaring penaung yang juga bisa dibuka tutup. Pada musim panas, jaring penaung selalu ditutup. Adapun pada musim dingin jaring dibuka pada pukul 06.00-16.30. Tujuannya untuk menangkap sinar matahari. Pada malam hari, shading greenhouse menutup sehingga sinar matahari yang terperangkap memantul kembali ke tanaman.
Dengan sistem seperti ini memungkinkan panen 6-8 kali per tahun. Pada musim panas pemanenan selada dilakukan saat 4 minggu setelah tanam. Namun pada musim dingin lebih lama 2-3 minggu disbanding musim panas. Masalah besar beraeroponik di Philadephia adalah soal rasa. Cita rasa sayuran saat musim panas berbeda dengan sayuran hasil budidaya saat musim dingin.


DAFTAR PUSTAKA

Susilo, K. R. 2014, Januari. Aeroponik Bertemu Vertikultur. Trubus 530 (XLV): 24-25.
Sumber gambar: photobucket.com





Afiffah Ikhsanti
13289
Kelompok 8
Golongan B4

1 komentar:

  1. ANALISIS ARTIKEL
    a) Nilai Penyuluhan
    - Sumber teknologi/ide : Pada artikel ini terdapat berbagai macam teknologi yang digunakan, walaupun ide aeroponik dalam artikel ini bukan merupakan sebuah inovasi tahun ini, namun pada artikel ini memuaat ide yang sangat menginspirasi mengenai budidaya hidroponik pada suatu greenhouse dengan memodifikasi teknik aeroponik untuk menanam sayuran daun. Selain itu teknologi untuk pengontrolan iklim dalam greenhouse dilakukan dengan komputer
    - Sasaran: Sasaran pada artikel ini ditujukan untuk petani yang merupakan sasaran langsung dan juga kepada agen sarana lain, ppl dan pihak lain yang merupakan sasaran tidak langsung.
    -Manfaat: Pada artikel ini memuat pemanfaatan dengan sistem seperti ini memungkinkan panen 6-8 kali per tahun.Selain itu, sistem tersebut dapat dimanfaatkan pada lahan sempit di kota-kota besar. Teknologi ini dapat mengurangai kebutuhan listrik yang akan terpenuhi dari panel surya yang terpasang diatap.
    - Nilai Pendidikan: Pada artikel ini memuat nilai pendidikan yang membahas tentang inovasi aeroponik yang digunakan untuk memulai membuat lingkungan lebih hijau lagi walau dengan lahan di lantai atas yang begitu sempit. Pengetahuan ini merupakan pendidikan untuk petani dan masyarakat luas untuk tetap mencintai lingkungannya.

    b) Nilai berita:
    -proximity : berita tersebut dekat dengan petani karena dalam berita ditulis masalah yang memang berada disekitar lingkungan petani, yaitu masalah kekeringan sawah petani.
    -importance : berita tersebut dapat dikataka penting karena membahas tentang masalah kekeringan yang terjadi di suatu daerah di semarang, dan selain itu berita tersebut mengandung informasi tentang bagaimana cara menyelesaikan masalah yang harus diatasi oleh warga sekitar yang bermata pencaharian sebagai petani.-------policy : berita tersebut mengandung kebijakan yang sesuai dengan peraturan yang ada sebab berita tersebut tidak menginformasikan hal yang sesat, tetapi hal yang bermanfaat.
    -Consequent: Informasi dalam tulisan merupakan berita menarik yang menuntungkan banyak pihak yang membacanya.
    -Conflict : Nilai berita pada tulisan tergolong tinggi, karena informasi pada berita merupakan salah satu penyelesaian permasalahan yang terjadi dalam kehidupan pertanian.
    - Development: Berita tersebut mengandung nilai pembangunan yang berhasil menjadikan lahan sempit menjadi sebuah lahan pertanian yang sangat efektif.
    - Disaster and crime : Tidak terdapat bencana dan kriminal yang menyangkut masalah keselamatan manusia pada berita.
    - Weather : Tidak ada, pada berita hanya tertera mengenai suhu linkungan, kelembapan lingkungan, dan keadaan sat hujan.
    - Sport : Tidak ada
    - Human Interest : Ada, pada berita dituliskan kisah-kisah yang dapat membangkitkan pendapat dan pikiran manusia. Pada tulisan tersebut memuat bahwa adaptasi teknologi sangat diperlukan untuk kemajuan perkembangan pertanian .

    ERTRIS TAQWDAS WIDYASTIARA
    13157 (B4/KELOMPOK 7)

    BalasHapus